
Pertumbuhan ekonomi dalam 30 tahun terakhir telah memunculkan beberapa perusahaan multibisnis di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut terus mengembangkan usahanya, baik dalam bidang usaha yang berkaitan maupun ke bidang-bidang usaha yang kurang berkaitan dengan bidang bisnisnya saat ini. Untuk mengelola seluruh bisnisnya, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki perusahaan-perusahaan induk. Krisis ekonomi yang melanda di dunia dan Indonesia menuntut perusahaan-perusahaan untuk semakin efektif dan efisien. Hal itu berlaku juga baik bagi perusahaan multibisnis.
Pada perusahaan multibisnis, berbagai macam upaya dilakukan oleh perusahaan induk untuk memastikan grup di dalam perusahaan berkinerja dengan baik. Tekanan yang sedemikian berat tersebut tidak jarang muncul dalam implikasi yang berbeda. Dalam beberapa kali pertemuan workshop dengan grup perusahaan, sering muncul pertanyaan dari business unit atau perusahaan anak, antara lain “Sebetulnya apakah peranan utama dari perusahaan induk”, “Kami merasa bahwa sebagai anak perusahaan dijadikan sebagai sapi perahan”. Atau, bahkan ada yang menyatakan bahwa “Perusahaan induk intervensinya terlalu jauh ke perusahaan anak”.
Apabila peranan perusahaan induk dalam sebuah grup perusahaan tidak dinyatakan secara jelas, akan terus muncul berbagai macam pertanyaan. Visi, misi perusahaan yang akan diterjemahkan menjadi strategi korporat merupakan salah satu alat yang bias digunakan sebagai panduan pengambilan keputusan strategis, sekaligus juga akan menjelaskan peran-peran apa saja yang diambil oleh perusahaan induk. Untuk membangun strategi korporat, pertama, kita harus mengenal dahulu di dalam grup perusahaan kita, termasuk jenis perusahaan induk yang manakah? Kedua, harus juga mengenal anak-anak perusahaan di dalam grup kita termasuk kategori yang mana?
Pengelolaan perusahaan multibisnis, dari sisi perusahaan induk muncul dua jenis kategori. Pertama, perusahaan induk yang memang mengelola bisnis secara langsung dan bertemu dengan pelanggan, kemudian memiliki perusahaan anak. Artinya, perusahaan induk memiliki penghasilan sendiri di luar kontribusi anak-anak perusahaan. Jenis ini banyak kita temuai di perusahaan-perusahaan BUMN. Jenis kedua adalah perusahaan induk yang memang didirikan untuk memaksimalkan bisnis anak-anak perusahaannya. Perusahaan induk ini tidak memiliki bisnis dan tidak memiliki pelanggan secara langsung. Pendapatannya merupakan kontribusi atau total dari pendapatan anak-anak perusahaan. Kedua jenis perusahaan induk yang berbeda akan berimplikasi pada cara pengelolaan yang berbeda.
Goold et.al mengkategorikan perusahaan anak dalam beberapa kategori utama, yaitu berada di ranah heartland, ballast, alien territory, value trap. Perusahaan-perusahaan yang masuk pada wilayah heartland adalah perusahaan anak yang bidang bisnisnya sejalan dan model bisnisnya dikenal secara baik oleh perusahaan induk. Perusahaan-perusahaan anak pada wilayah ballast, adalah perusahaan anak yang model bisnisnya dikenal oleh perusahaan induk, tetapi pola pengembangan keunggulan anak perusahaan berbeda dengan perusahaan induknya. Perusahaan anak pada wilayah value trap, adalah perusahaan anak yang pola pengembangan keunggulan anak perusahaan sama dengan perusahaan induknya, sementara model bisnisnya berbeda dibandingkan perusahaan induk. Terakhir alien territory, adalah perusahaan anak dimana perusahaan induk tidak mengerti dan mengenal dengan baik usaha dari perusahaan anaknya sehingga perusahaan induk hanya memberikan kontribusi dalam hal dana investasi. Perbedaan kategori jenis perusahaan anak akan berimplikasi pada pengelolaan secara grup.
Setelah memahami posisi induk perusahaan dan anak perusahaan, dilakukan pembentukan strategi korporat. Pembentukan strategi korporat dalam level perusahaan induk bisa dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu holding function, strategic theme dan summary business unit. Strategi korporat yang menggambarkan fungsi perusahaan induk atau holding function, dijabarkan proses-proses yang ada dalam perusahaan induk, biasanya dalam bentuk value chain. Perusahaan induk yang juga mengelola bisnis sekaligus juga punya anak perusahaan akan memiliki value chain proses bisnisnya sendiri plus anak perusahaan. Sementara perusahaan induk yang tidak mengelola bidang usaha sendiri, pendekatan fungsi strategi korporatnya adalah meningkatkan nilai perusahaan anak.
Pendekatan yang berikutnya digunakan adalah melalui strategic theme atau summary all business unit. Strategi korporat yang menggambarkan strategic theme, menggambarkan tema yang dibahas dalam strategi, misal cost efficiency dan aggressive growth. Sementara itu, strategi korporat yang menggambarkan summary business unit mempresentasikan proses hulu ke hilir suatu industri, yang setiap proses diwakili oleh anak perusahaan yang berbeda sehingga di setiap anak perusahaan menyumbang strategi di level korporat. Atau, untuk grup perusahaan dengan anak-anak perusahaan yang memiliki proses bisnis yang sama, perusahaan induk menjumlahkan keseluruhan kinerja anak perusahaan proses tersebut.
Apabila arah strategi korporat perusahaan induk sudah jelas, seharusnya akan semakin mudah proses komunikasi dengan perusahaan anak.
Bagaimana dengan perusahaan Anda?
Oleh : Djunaidi Baharuddin , Vice President Consulting Delivery - PT. GML Performance Consulting